SEJENAK MENIKMATI SENJA DI PELABUHAN MAKASSAR, NEGERI PARA PELAUT

Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudera
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa
Angin bertiup layar terkembang
Ombak berdebur di tepi pantai
Pemuda berani bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai
Senja itu, para awak terlihat sibuk mondar-mandir di atas kapal tanpa layar. Mereka bersiap berangkat melaut malam ini. Dalam rona merah mentari yang siap meninggalkan harinya, kapal itu makin lama, terlihat makin kecil menjauh dari pandangan. Ada asa dan harapan untuk hasil tangkapan yang banyak. Pulang dengan senyum demi sesungging senyum anak dan istri.

Lain cerita dengan Daeng Gassing. Kapalnya masih terapung-apung di sisi kanan dermaga tampak masih tertambat. Para awaknya masih terlihat belepotan minyak ‘mengurusi’ mesin kapal yang sepertinya sudah soak. Dengan gaya bicara khas orang pesisir, Daeng Gassing meneriaki anak buahnya untuk kian bergegas.
"Ngapana antu nu sallo kamma, tippa'mako punna teako kabangngiang, lari ngasengmi antu kau jukuka!"
"Kenapa begitu lama, cepatlah agar kita tidak kemalaman, ikan-ikan sudah pada pergi!"

Itulah sedikit gambaran nelayan tradisional di pelabuhan tua di Makassar. Tak goyah oleh besarnya ombak modernisasi. Tak gentar oleh kapal-kapal besar yang parkir dari berbagai negara dengan peti kemasnya, masih juga ada pemandangan nelayan-nelayan perkasa yang masih mengandalkan laut sebagai objek ekonomi utamanya. Nah, di situlah keunikannya, wajah Makassarta'.

"Kualleangi Tallanga Natowalia"
*
"Lebih Kupilih Tenggelam (di lautan) daripada Harus Kembali Lagi (ke pantai)"

*tulisan tersebut terdapat pada lambang propinsi Sulawesi Selatan dengan tulisan lontara'.

Mereka adalah refleksi keperkasaan nenek moyang kita sebagai bangsa Indonesia. Pelaut yang akan terus melanjutkan pelayaran demi menghidupi anak dan istri. Lebih memilih tenggelam daripada harus kembali tanpa hasil.

"Pajappami tippa', la ni palabbusi juku' ri tamparang luaraka!"
"Ayo kita jalan, akan kita habiskan seluruh ikan di lautan luas!"

Akhirnya mesin kapal Daeng Gassing berhasil 'bersuara', seolah menampilkan diri pada empunya bahwa 'dia' memang sudah tua, tapi masih mampu mengarungi lautan luas sekalipun. Mereka pun bergegas menuju laut lepas. Perlahan gemuruh suara mesin kapal pun menghilang seolah tertelan angin laut yg beku di senja menuju malam itu.

Bertolak dari pelabuhan. Anda akan dikejutkan oleh keindahan pantai Losarinya yang kini telah ditata dengan rapi oleh pemerintahan setempat. Bukti pelengkap bahwa kota ini (Makassar) merupakan kawasan yang memenuhi standar kelayakan untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Makassar oh Makassar, kota yang sedari dulu terkenal sebagai sebuah kota pelabuhan. Masyarakat ramah dan santun. Dialeknya memang terkesan kasar, tapi coba menyelami lebih dalam, aslinya mereka benar-benar ramah dan santun. Adat yang mengajarkan mereka 'keras' tapi itu dibatasi pada pembelaan diri. Siri' na pacce, harga diri orang Makassar memang di atas segalanya. Tapi keramahan adalah warna pergaulan mereka. 


Saat ini Makasar tak sekedar menjadi sebuah pelabuhan kelas nasional, namun telah dipersiapkan sebagai pelabuhan laut dunia. Makassar harus siap menjadi sebuah kota dengan tingkat keterbukaan terhadap pendatang yang tinggi. Maka bagi anda pecinta wisata bahari, belum lengkap rasanya bila anda masih belum menjejaki tanah para pelaut ini.

[Ewako Makassar!]

Ditulis Oleh : Unknown ~ Carita Campur Attu | Obrolan ringan di warung kopi

Carita campur attu SEJENAK MENIKMATI SENJA DI PELABUHAN MAKASSAR, NEGERI PARA PELAUT ini hanyalah obrolan ringan di warung kopi yang diposting oleh Unknown. Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca dan mengomentari carita campur attu ini. Kritik dan saran Anda adalah attu' terindah yang kami nanti-nantikan :D , karenanya mohon penuhi kotak komentar kami dengan attu' terindah yang pernah Anda miliki.

:: Lagi GALAU? baca ini! ::

0 komentar:

 
carita campur attu | pacarita | obrolan ringan di warung kopi powered by blogger.com
Design by Carita Campur Attu Blogger Templates