BAJU BODO DULU, SEKARANG, DAN NANTI

Malabbiri memang tongngi
Tulolona Sulawesi
Mabbaji ampe mabbaji ampe
Alusu' ri pangadakang

Tulolona Sulawesi..
Tulolona Sulawesi..

Malabbiri memang tongngi
Tulolona sulawesi
Mabbaju bodo mabbaju bodo
Nakingking lipa' sabbena.

Baju bodo adalah baju tradisional khas kaum perempuan Bugis-Makassar-Mandar. Tak ada literatur yang cukup jelas menceritakan siapa penemu baju bodo ini. Yang jelas baju bodo senantiasa menghiasi pesta-pesta adat dan acara pernikahan suku Bugis-Makassar-Mandar.

Menurut adat Bugis, setiap warna baju bodo yang dipakai melambangkan usia ataupun derajat pemakainya. Bagi anak-anak perempuan yang mencapai usia 10 tahun, warna baju bodonya adalah warna jingga. Kemudian untuk anak gadis berusia 10 sampai 14 tahun warna baju bodonya adalah warna jingga dan merah. Perempuan yang berusia 17 sampai 25 tahun warna baju bodonya adalah warna merah. Baju bodo berwarna putih digunakan para inang atau dukun, sedangkang para bangsawan menggunakan baju bodo berwarna hijau. Ungu merupakan warna baju bodo untuk janda.


Saat ini, seiring berkembangnya fashion, baju bodo juga telah mengalami banyak perkembangan. Dulu baju bodo masih sangat sederhana, bentuknya segi empat dan tanpa lengan. Dulu, baju bodo bisa dipakai tanpa penutup payudara. Hal ini diceritakan James Brooke (yang kemudian diangkat sultan Brunei menjadi raja Sarawak) tahun 1840 saat dia mengunjungi istana Bone :
"Perempuan [Bugis] mengenakan pakaian sederhana... Sehelai sarung [menutupi pinggang] hingga kaki dan baju tipis longgar dari kain muslin (kasa), memperlihatkan payudara dan leluk-lekuk dada."  

Rupanya cara memakai baju bodo ini masih berlaku di tahun 1930-an. Kain yang digunakan adalah dari jenis kain yang jarang. Namun, sekarang baju bodo tidaklah sesimple itu. Sebutan baju bodo modern mungkin telah cukup membantu Anda membayangkan bagaimana perkembangan baju bodo. Mulai dari jenis kain, telah ada banyak pilihan jenis. Baju bodo modern juga telah dimodifikasi dengan menambahkan lengan. Perhiasan sebagai asesoris pelengkapnya pun kini kian banyak pilihan. 


Lalu nanti?
Entahlah, secara fashion memang akan banyak improvisasi yang mungkin akan dialami oleh 'baju bodo'. Tapi, ada satu hal yang perlu digaris bawahi tentang baju bodo dulu, sekarang, dan nanti. Dulu, baju bodo dikenakan oleh para perempuan ke pesta. Sekarang, baju bodo hanya dikenakan oleh pengantin perempuan, penjemput tamu di acara pernikahan. Dan nanti? Akankah baju bodo terkikis zaman?

[Malabbiri memang tongngi, Tulolona sulawesi]

Ditulis Oleh : Unknown ~ Carita Campur Attu | Obrolan ringan di warung kopi

Carita campur attu BAJU BODO DULU, SEKARANG, DAN NANTI ini hanyalah obrolan ringan di warung kopi yang diposting oleh Unknown. Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca dan mengomentari carita campur attu ini. Kritik dan saran Anda adalah attu' terindah yang kami nanti-nantikan :D , karenanya mohon penuhi kotak komentar kami dengan attu' terindah yang pernah Anda miliki.

:: Lagi GALAU? baca ini! ::

4 komentar:

Unknown mengatakan...

salam,
tabe koreksi sedikit tentang baju bodo hal yang ganjjal ketika kumelihat baju bodo dulu yang notabenex tembus pandang tidak selaras dengan budaya kita siri na pacce mungkin adalah sebuah proses kulturisasi dibuat oleh penjajah hal yang mustahil melihat sosok payudara terpampang di wajah perempuan dulu mengenakan baju bodo.. bagi saya baju bodo kita dulu tebal2 dan warnanya tidak transparan melainkan pekat sehingga tidak menimbulkan lekukan tubuhnya..sekali lagi ini hanya proses penjajahan budaya oleh pihak asing marilah kita memaknainya dengan arif...melihat budaya sekarang ada pergeseran baju bodo menampakkan ke WAH an dimana disertai asesoris ini mungkin bagian asesoris kecantikan yang tidak selaras lagi dengan budaya khususnya makassar...tabe

saparuddin mengatakan...

saya sependapat dengan anda (keterasingan) baju bodo menurut almarhum nenek saya....kainnya sangatlah tebal dan warna kebanyakan warna gelap...

Anonim mengatakan...

kalo penjelasan photo di atas lebih lengkapnya di wordpress, karena saya pernah membaca artikel ini.. kalo masalah kain tebal warna mencorak gambar ini lebih jauh dari pada itu..
dan sayapun pernah membaca artikel orang-orang bali jaman dulu ternyata merekapun tidak menutupi badannya...
jadi dulu saya berpikir bagaimana dengan kaum lelaki melihat hal seperti itu? ternyata jawabannya juga ada, bahwa sang perempuan memakai dari kecil... dan lama kelamaan lelakipun terbiasa melihat hal yang seperti itu... ini balasan singkat dari saya... oh iya kalo mau lihat orang bali jaman dulu persis dengan gambar di atas... ketik aja di google telusuri dengan gambar " bali jaman dulu" muncul dech...

Anonim mengatakan...

Setahu saya baju bodo dari tenunan benang sutra bukan kain muslin yg dari kapas. Saya msh memiliki yg asli tenun sengkang tidak setipis yg dijual dipasaran jaman saya SD thn 70an utk kebutuhan menari.

 
carita campur attu | pacarita | obrolan ringan di warung kopi powered by blogger.com
Design by Carita Campur Attu Blogger Templates