Akh, saya galau! Ini sungguh menyebalkan jauh dari menyenangkan. Menyebalkan seperti ketika Anda dibuat menunggu atau dihadiahi kebohongan. Harapan yang tak kunjung menggenap nyata, buyar, seperti kepulan asap rokok yang perlahan musnah di awan atau menyusup ke hati menyakitkan hati.
Akh, saya galau? Saya bertanya-tanya, bimbang, bingung, pusing, stress. Galau ketika saya sementara asyik plus bimbang menulis tentang galau ini, tiba-tiba harus mengerjakan kerjaan kantor yang tanpa kompromi.
Akh, saya galau! Biar dikata gaul. Bikin lebay saja. Biarlah hujan yang turun membasahi hatiku yang galau, berganti terik mentari yang mencabik-cabik kulitku. Di manakah pelangi? Telah buram dikacaukan galauku.
Akh, saya galau! Pada malam, kian lebay saya. Kesunyian yang membuncah, nyanyian malam, kian menerbangkanku ke awang-awang imajinasi. Kegelisahan ini sepertinya beku seperti bekunya malam yang semakin dingin. Aku menggigil, bara rokok yang mendekati puntung tak mampu menghangatkanku, tak jauh beda dengan kopi yang seolah kehilangan manis ketika menyisa ampas. Kini tinggal aku berteman galau.
Akh, saya galau! Harus kuakui ini adalah bahan fantastis untuk facebook, twitter, google+ dan blog saya. Ya! Biarlah facebook, twitter, google+ dan blog saya ikut bergalau ria. Atau sebatas tau bahwa saya sedang GALAU.
[kota daeng, it's galau time!]
Akh, saya galau? Saya bertanya-tanya, bimbang, bingung, pusing, stress. Galau ketika saya sementara asyik plus bimbang menulis tentang galau ini, tiba-tiba harus mengerjakan kerjaan kantor yang tanpa kompromi.
Akh, saya galau! Biar dikata gaul. Bikin lebay saja. Biarlah hujan yang turun membasahi hatiku yang galau, berganti terik mentari yang mencabik-cabik kulitku. Di manakah pelangi? Telah buram dikacaukan galauku.
Akh, saya galau! Pada malam, kian lebay saya. Kesunyian yang membuncah, nyanyian malam, kian menerbangkanku ke awang-awang imajinasi. Kegelisahan ini sepertinya beku seperti bekunya malam yang semakin dingin. Aku menggigil, bara rokok yang mendekati puntung tak mampu menghangatkanku, tak jauh beda dengan kopi yang seolah kehilangan manis ketika menyisa ampas. Kini tinggal aku berteman galau.
Akh, saya galau! Harus kuakui ini adalah bahan fantastis untuk facebook, twitter, google+ dan blog saya. Ya! Biarlah facebook, twitter, google+ dan blog saya ikut bergalau ria. Atau sebatas tau bahwa saya sedang GALAU.
[kota daeng, it's galau time!]
Carita campur attu 
0 komentar:
Posting Komentar