Carita Campur Attu kita kali ini akan membahas berita yang pastinya bakal menggemparkan jajaran para perokok dan penjualnya. Ya!! [ups.., sorry bikin kaget] Kabar mengejutkan tentang dugaan adanya kandungan hemoglobin atau protein darah babi pada filter rokok. Benarkah? Tanya Budi...
Peneliti dari Eindhoven, Belanda, Christien Meinderstma, bersama Profesor Kesehatan Masyarakat dari University Of Sidney, Simon Chapman; mengungkapkan hasil risetnya yang diterbitkan dalam sebuah portal berita Australia, filter rokok dimaksudkan untuk menangkan bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok.
Christien dan Simon juga menambahkan bahwa riset tersebut juga merupakan bagian dari rahasia bisnis dan dagang; yang mana dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian umat Islam dan Yahudi yang mengharamkan babi.
Hingga carita campur attu ini diterbitkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mengetahui pasti berita tentang benarkah filter rokok mengandung protein babi? Namun, yang dapat dipastikan adalah bahwa jika penelitian itu benar, maka MUI tentunya tidak akan segan-segan untuk (lagi dan lagi) memutuskan fatwa haram. MUI juga (akan) meminta BP POM untuk melakukan penelitian atas temuan itu. Lho, kok masih akan meminta BP POM ya?? Yang tegas dikit dong oom MUI :D
Kenapa? Karena telah kita ketahui bersama , persoalan hukum merokok sempat menjadi polemik di masyarakat; menjadi bahan obrolan ringan di warung kopi-bersama kepulan asap rokok dari bibir-bibir hitam para perokok. Terlebih setelah Muhammadiyah dengan tegas mengeluarkan fatwa yang mengharamkan merokok. Meski demikian, minat orang untuk merokok tetap tinggi. Kenapa? Tanya Budi...
Akankah hasil riset terbaru itu berpengaruh?
Peneliti dari Eindhoven, Belanda, Christien Meinderstma, bersama Profesor Kesehatan Masyarakat dari University Of Sidney, Simon Chapman; mengungkapkan hasil risetnya yang diterbitkan dalam sebuah portal berita Australia, filter rokok dimaksudkan untuk menangkan bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok.
Christien dan Simon juga menambahkan bahwa riset tersebut juga merupakan bagian dari rahasia bisnis dan dagang; yang mana dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian umat Islam dan Yahudi yang mengharamkan babi.
Hingga carita campur attu ini diterbitkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mengetahui pasti berita tentang benarkah filter rokok mengandung protein babi? Namun, yang dapat dipastikan adalah bahwa jika penelitian itu benar, maka MUI tentunya tidak akan segan-segan untuk (lagi dan lagi) memutuskan fatwa haram. MUI juga (akan) meminta BP POM untuk melakukan penelitian atas temuan itu. Lho, kok masih akan meminta BP POM ya?? Yang tegas dikit dong oom MUI :D
Kenapa? Karena telah kita ketahui bersama , persoalan hukum merokok sempat menjadi polemik di masyarakat; menjadi bahan obrolan ringan di warung kopi-bersama kepulan asap rokok dari bibir-bibir hitam para perokok. Terlebih setelah Muhammadiyah dengan tegas mengeluarkan fatwa yang mengharamkan merokok. Meski demikian, minat orang untuk merokok tetap tinggi. Kenapa? Tanya Budi...
Akankah hasil riset terbaru itu berpengaruh?
Benarkah Filter Rokok Mengandung Protein Babi?
[Tanya Budi]
[Tanya Budi]
Carita campur attu 
2 komentar:
posstingan yang bagus tentang FILTER ROKOK MENGANDUNG PROTEIN BABI? [TANYA BUDI]
Rokok Indonesia Bebas Sel Darah Babi
Senin, 24 Mei 2010, 23:39 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan hasil temuan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI),rokok produksi indonesia aman dari sel darah babi. Meski begitu, merujuk pada faktor kesehatan, LPPOM MUI tetap menyarankan kepada setiap pribadi muslim untuk tidak merokok
Direktur Eksekutif LPPOM MUI, Lukmanul Hakim mengatakan dari hasil pengkajian rokok lokal dan impor yang beredar di pasar Indonesia negatif mengandung hemoglobin babi.
Pengkajian yang dilakukan LPPOM MUI di sejumlah kota di Indonesia berawal dari kontroversi hasil penelitian seorang jurnalis Belanda yang menyatakan adanya kandungan sel darah babi jenis hemoglobin pada filter rokok sebagai penyerap zat racun.
Pengkajian itu dilakukan pada ratusan sampel rokok di tingkat pusat dan daerah seperti Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sumatra.
Menurut temuan tim LPPOM UI, dari ratusan sampel rokok lokal dan impor di Indonesia tidak ditemukan kandungan hemoglobin babi dalam. Karena itu, LPPOM menyatakan secara resmi rokok di Indonesia bebas dari zat haram.
foto: google, wordpress.com
Reporter : Agung Sasongko
Redaktur : Sadly Rachman
Posting Komentar