FILOSOFI CINTA VERSI CARITA CAMPUR ATTU


Pagi itu, mentari tampak malu-malu menyibak tirai awan dan menunjukkan cintanya pada segenap isi bumi. Hanya derai hujan yang kian mendinginkan suasana. Hening.. Tak ada sapa di antara kita.

Kulihat mas masih nyaman bergelut dengan guling, acuh dengan keberadaanku yang menanti mas terjaga sembari melontarkan sapaan sayang. Mas tetap terlelap.

Bangunlah, pagi ini aku sepi! Ingin rasanya kuguncang tubuhmu, agar mas sadar di sini aku menanti sapaan cinta mas. Tapi itu tak mungkin kulakukan, aku mencintai mas.., dan harus bisa sabar menanti hingga mas bangun dengan segar dan melontarkan sapaan cinta.
"Mas..., aku cinta padamu :)" Ucapku pada mas yang tetap saja terlelap.

***
30 Menit berlalu..
"Mas..., pagi ini indah, hujan turun membasahi bumi, ah basa mami!" (Ups.. apa anne?) Ucapku (lagi) pada mas yang tetap saja terlelap

***
30 Menit kedua berlalu..
"Mas..., mas cinta ngga' seh padaku? Aku jadi galau nih" Ucapku (lagi dan lagi!) pada mas yang tetap saja terlelap.

Hingga keajaiban terjadi..., seolah Tuhan mengasihani aku pagi ini, mas bersuara..tapi tak terjaga, tepatnya..mas: NGIGAU. Tuhan memang benar-benar bersama orang yang galau.
"Cinta itu seperti kentut. Ditahan sakit, dikeluarin malu." Ngigau si mas.

"Cinta itu seperti kentut. Keluar dengan sendirinya, tak bisa disembunyikan." Lanjut ngigau si mas.

"Apa lagi mas?!" Cobaku memancing si  mas untuk mengeluarkan filosofi cintanya.

"Cinta itu seperti kentut. Bisa menyerang siapa aja.
Cinta itu seperti kentut. Hanya memberi, tak harap kembali.
Cinta itu seperti kentut. Terkadang, kita malu mengakuinya.
Cinta itu seperti kentut. Bisa memabukkan sepasang mahluk tuhan.
Cinta itu seperti kentut. Tak tampak wujudnya, tapi jelas adanya.
Cinta itu seperti kentut. Tak dapat dilihat, hanya bisa dirasakan." Ngigau si mas kian semangat.

"Trus mas?" Pancingku lagi.

"Cinta itu seperti kentut. Walau kadang tanpa suara, tetapi kita selalu bisa merasakan getarannya.
Cinta itu emas. Emas itu kuning. Kuning itu hasil dari kentut. Jadi, cinta itu seperti kentut.
Cinta itu buta. Buta itu mata. Mata itu bulat. Bulat itu telur. Telur itu kuning. Kuning itu hasil dari kentut. Jadi, cinta itu seperti kentut.
Cinta itu alamiah, berjalan dengan sendirinya. Begitu juga kentut. Jadi, cinta itu seperti kentut.
Cinta itu C.I.N.T.A. Kentut itu K.E.N.T.U.T. Jadi, cinta itu seperti kentut.
Cinta itu panas. Panas itu merah. Merah itu campuran dari jingga and kuning. Kuning itu hasil dari kentut. Jadi, cinta itu seperti kentut.
Cinta tak mengenal umur. Kentut pun tak mengenal umur. Jadi, cinta itu seperti kentut." Ngigau si mas yang kian mengganas.

"Cinta itu...." ngigau mas dengan nada napas sedikit terjepit, mukanya sedikit keriput seperti orang ngedan.
"Tuuutttt..tret..tretretret..tret.."
Hah?! Ada suara aneh, suara yang kali ini kuyakin bukan berasal dari mulut mas, bukan berasal dari ngigau mas. Suara yang bukan saja berwujud getaran suara yang merambat, tapi juga.., bau yang merambat.
"Ahhh, si mas kentut!" ucapku kesal.

Pagi itu, kesucian pagi harus dinodai oleh kentut si mas. Sungguh pelajaran filosofi cinta yang begitu mengagetkanku. Akh, getaran cinta itu.., begitu menghipnotis pembauanku.

Pagi itu, mas mengajakku menyelami dahsyatnya kekuatan cinta yang bukan cinta biasa...

["Ah si mas.., pigi cebok sana dong say.."]

Ditulis Oleh : Unknown ~ Carita Campur Attu | Obrolan ringan di warung kopi

Carita campur attu FILOSOFI CINTA VERSI CARITA CAMPUR ATTU ini hanyalah obrolan ringan di warung kopi yang diposting oleh Unknown. Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca dan mengomentari carita campur attu ini. Kritik dan saran Anda adalah attu' terindah yang kami nanti-nantikan :D , karenanya mohon penuhi kotak komentar kami dengan attu' terindah yang pernah Anda miliki.

:: Lagi GALAU? baca ini! ::

0 komentar:

 
carita campur attu | pacarita | obrolan ringan di warung kopi powered by blogger.com
Design by Carita Campur Attu Blogger Templates