Entah asal muasalnya dari mana, sehingga buaya sering diposisikan sebagai yang jahat dan tidak beruntung. Tidak seberuntung temannya, Komodo.
Contohnya, untuk laki-laki yang suka mempermainkan wanita mendapat sebutan 'buaya darat', tidak ada kan yang bilang 'komodo darat'. Ada lagi, ini ada hubungannya dengan koruptor dan korupsi, sempat populer istilah 'cicak vs buaya', di mana cicak adalah yang benar, hero, mewakili KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi); Sementara buaya adalah yang salah, jahat, mewakili para koruptor. Tidak pernah ada kan istilah 'cicak vs komodo'.
Di bidang kuliner, buaya juga tak lepas dari kesialan. Di beberapa daerah di nusantara dikenal kuliner 'sate buaya', katanya seh nikmat. Hmm..., lagi-lagi si komodo lolos.
Bahkan, ada juga 'roti buaya'. Kasihan ya si buaya, dijadikan nama roti lagi.
Di dunia pengobatan tradisional Cina, buaya diburu untuk diambil tangkurnya, katanya seh berkhasiat untuk menambah kejantanan. Entah itu mitos atau tidak, lagi-lagi buaya yang dapat apesnya.
Di bidang fashion tak kalah malangnya, buaya-buaya diambil kulitnya untuk dibuat jaket, sepatu, tas, dan lain-lain.
Lalu, Komodo?
Komodo seh beruntung, tidak mengalami nasib tragis seperti buaya.
Contohnya, Komodo memiliki pulau khusus yang diberi nama sesuai namanya, Pulau Komodo. Mana ada pulau Buaya?
Komodo itu disayang Kak Seto dan anak-anak Indonesia, mereka menyebutnya si komo. Si Komo seperti super star, jika ia lewat jalan tol, pasti macet karena semua mata tertuju padanya.
Di Sea Games 2011 yang berlangsung sekarang ini, Komodo menjadi maskot dengan nick name 'Modo dan Modi'.
0 komentar:
Posting Komentar