BELAJAR TRADING DARI OFFICE BOY


Carita campur attu antara saya dan OB (Office Boy) saat menunggu pintu lift turun terbuka, yang tidak terbuka-buka juga.
(dalam dialek bahasa Makassar)

OB    : "ai..., lewatmi seng, full-ki, ka jam istirahat sekarang."
Saya : "iyya bela, ke atasmi dulu deh-baru turun, lebih cepat kayaknya"
OB    : "kita buy dulu, sampai atas kita sell"
Saya : (dalam hati) "hmm..., cerdas tong ini OB bela, mentang2 kerja di broker "

(terjemahan)

OB    : "aduh..., lewat lagi (lift-nya), full karena sekarang lagi jam istirahat."
Saya : "iyya, bagaimana kalo kita ke atas dulu baru turun, sepertinya itu lebih cepat?"
OB    : "kita buy dulu, sampai atas kita sell"
Saya : (dalam hati) "hmm..., cerdas juga ini OB, mentang2 kerja di broker  "


Dari carita campur attu di atas, Pacarita belajar:
#1. Forex itu bisa diajarkan dan dipelajari. OB yang bekerja di sebuah perusahaan broker--yang tiap hari--di sela kesibukannya bersih2 dan bikin kopi, tapi karena tiap hari mendengar tentang trading, otomatis bisa paham beberapa istilah trading.
#2. Jangan pernah meremehkan orang lain, OB juga bisa buy and sell. 
#3. Menunggu pintu lift terbuka itu--mirip dengan menunggu peluang buy atau sell.

Dan, karena pembelajaran yang diberikan oleh OB tersebut, akhirnya pada setiap jam istirahat--saat menunggu lift untuk turun, saya akan menekan tombol ke atas dan ke bawah, dan masuk pada pintu lift yang duluan terbuka, entah itu ke atas atau ke bawah :)


UPDATE: sejak hari ini, senin 041113, OB tersebut tak lagi bekerja di tempat saya, karena suatu alasan yang saya sendiri malas untuk memahaminya, yang bersangkutan harus mencari kerja di tempat lain, semoga urusanmu lancar pren, semoga dilancarkan rezkimu di tempat lain. terima kasih.

ANTARA POLUSI SUARA DAN LABIL EQUITY [KISAH UNIK SAAT SHIFT MALAM]


Di kantor, di meja kerja, monitor masih menampilkan chart-chart pairing mata uang. Shift malam.
Tetangga meja sebelah minta dibukakan bandwidth unlimited. Bolehlah.
Lalu mulai streaming tanpa buffering lagu-lagu di youtube.
Tetangga meja sebelah bising, sangat bising, bising sangat, luar biasa bising. Gaduh.
Lagunya sama sekali tak terjangkau oleh saya yang (memang) bukan penikmat musik ini. Terlebih lagunya berbahasa inggris. 
Ini polusi suara namanya, protesku dalam hati.
Tapi mau diapa, tetangga meja sebelah terlihat sangat menikmati. Kasihan juga kalau diganggu. 
Saya memilih menyingkir ke lounge, sekadar mencari suasana baru.
Namun apa yang terjadi di lounge?
"aduh abang roni
pulanglah oh abang
sudah 3 bulan aku di tinggalkan

tak tahan rasanya
menanggungkan rindu
rindu tuk bertemu
bercanda bersama
aduh abang roni


..."
Ternyata dengan volume yang tidak seperti biasanya, lagu ini diputar di lounge oleh OB (Office Boy) yang menjelma menjadi bartender.
Ampun jika begini jadinya, asli saya bingung dengan polusi suara yang disebabkan oleh tetangga meja sebelah dan penjaga lounge bagi saya yang (memang) bukan penikmat musik ini.

Akhirnya, kuputuskan kembali ke meja kerja, dan..., apa yang selanjutnya terjadi pemirsa??
Wew, Siti Nurhalisa yang kini bernyanyi di komputer tetangga meja sebelah. It's Melayu time ya?? Gumamku.


Asli, kerja shift malam kali ini memang unik. Ada banyak polusi suara yang kudapatkan.
Dan kupilih untuk melirik chart yang terombang-ambing oleh aksi hebat-hebatan antara buyer dan seller. Seperti tetes air, harga itu bergerak sesuai dorongannya. Saya hanya terpaku, tersudutkan, tak bisa berbuat banyak sebab sudah beberapa hari ini equity-ku benar sekarat.

Lalu?
Ya segitu saja, soalnya mood perlahan menghilang. Tulisan juga kian terombang-ambing. Mungkin karena pengaruh musik ya?  Yang juga benar-benar labil menurutku, lagu berbahasa inggris, kemudian dangdut, kemudian melayu tersaji sekaligus.
Atau ikut terombang-ambing bersama chart yang juga terombang-ambing.

Lalu?
Sud
ah....




 
carita campur attu | pacarita | obrolan ringan di warung kopi powered by blogger.com
Design by Carita Campur Attu Blogger Templates